Spot Informasi Bisnis dan Lifestyle Anda

Full width home advertisement

SafelinkU | Shorten your link and earn money

Post Page Advertisement [Top]

SafelinkU | Shorten your link and earn money

Perjalanan Rohani Pribadi




Untuk kesekian kalinya saya mengisi seminar keluarga di luar kota. Kali ini saya melayani sendirian. Dan ternyata melayani sendirian memberikan nuansa yang berbeda. Kalau biasanya saya ditemani beberapa orang untuk membantu saya, dari mengurus sound system, menyiapkan buku-buku ataupun hanya mendampingi saya saja. Kali in semua diurus sendiri. Dari check-in di bandara, menikmati lounge airport, selama perjalanan di pesawat, lalu sampai dihotel. Ada banyak waktu pribadi. Ada banyak waktu untuk merenung, mengarahkan hati ke Tuhan. Saya bisa menikmatinya.




Perjalanan melayani sendirian ini menjadi perjalanan rohani. Saya bisa introspeksi diri. Banyak berbiara dengan Tuhan dan bicara kepada diri sendiri. Kadang melayani seminar di luar kota sendirian memberi saya warna yang berbeda. Sepertinya saya disegarkan kembali tentang perjalanan rohani pribadi. Mau tidak mau harus melewati banyak hal sendiri. Perjalanan sendiri itu membuat Tuhan menjadi lebih nyata.




Berbeda kalau melayani dengan ditemani orang lain. Saya akan punya teman bicara. Saya tidak mengerjakan semua sendiri. Ada yang membantu. Senang-senang saja dibantu dan ditemani. Tetapi kalau kemudian harus melayani sendirian -- itupun akan saya nikmati semua prosesnya.




Saya sadar saya tidak bisa sendirian terus menerus, dalam arti semuanya saya kerjakan sendirian. Saya butuh orang lain untuk menjadi team saya. Saya ini termasuk family man -- pria yang suka dengan keluarga. Saya lebih bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga saya, dengan istri dan anak-anak saya -- daripada pergi sendirian. Saya juga bisa menikmati pelayanan dan pekerjaan saya yang berurusan dengan banyak orang lain -- daripada saya sendirian melayani. Saya memiliki beberapa kelompok para pelayan yang seperti keluarga saya. Bahkan saya bersyukur Tuhan mengirimkan banyak orang untuk melayani bersama-sama dengan saya. Buat saya benar-benar mereka dikirim Tuhan.




Saya tidak berusaha menarik mereka untuk mengikut saya. Saya juga tidak mengiming-imingi mereka dengan sesuatu. Saya hanya perlakukan mereka sebagai teman dan keluarga. Saya melayani mereka dengan tulus. Juga saya biarkan mereka melihat saya apa adanya. Mereka tahu kekurangan dan kelebihan saya. Karena itu kalau mereka mau bergabung dengan rela hati melayani bersama-sama dengan saya, saya melihat itu anugerah Tuhan buat saya. Saya bersyukur dimiliki oleh Dia. Tuhan yang Sempurna. Sampai saat ini Tuhanlah yang mengirim rekan-rekan sepelayanan untuk membantu saya. Ada beberapa orang yang siap sedia kalau saya harus melayani di luar kota. Mereka dengan senang hati meluangkan waktu menemani saya melayani. Kadang walau harus berangkat pagi subuh merekapun dengan senang hati bersedia. Saya bersyukur untuk kasih Tuhan dalam hidup mereka. Juga ada beberapa orang dengan ketrampilan mereka yang khusus -- siap sedia menemani saya melayani. Tetapi saya sadar saya tidak boleh terlena, bahkan memanfaatkan ketulusan mereka. Mereka digerakkan Tuhan untuk menemani saya karena mereka melihat saya sebagai hamba Tuhan. Mereka ingin melayani Tuhan dengan melayani pekerjaan hamba Tuhan. Saya senang dengan orang-orang yang dikirim Tuhan ini.




Tetapi saya juga sadar bagaimanapun Tuhan memanggil saya secara pribadi, secara pribadi pula saya melayani Tuhan dan melayani pekerjaanNya. Saya memang menjaga diri saya untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam banyak hal. Saya tidak mau pelayanan saya kepada Tuhan terganggu hanya karena tidak ada teman pelayanan.




Dan saya juga sadar bahwa suatu kali saya harus mempertanggung jawabkan hidup saya secara pribadi kepada Tuhan. Saya tidak bisa meminta siapapun untuk bertanggung jawab bersama-sama dengan saya. Saya harus sendiri di hadapan Tuhan.




Maka perjalanan sendirian membuat saya semakin sadar akan Tuhan yang Baik dan Kasih SetiaNya Sempurna. Saya diingatkan di titik mana saya memulai dengan Tuhan. Saya diingatkan bahwa Sumber Hidup saya adalah Tuhan, bukan orang-orang di sekeliling saya. Saya diingatkan bahwa saya ini hamba Tuhan. Melayani Tuhan dan melakukan tugas dari Tuhan. Tuhan akan memenuhi semua kebutuhan saya sementara saya terus setia melayani Dia. Dan untuk mengingatkan saya seperti ini -- saya harus memiliki perjalanan rohani sendirian.




Saya tahu bahwa setiap hari akan menjadi perjalanan rohani buat saya kalau hati saya ini menempel ke Tuhan. Apakah saya sendirian atau dengan banyak orang. Saya sadar bahwa pada hakekatnya saya ini manusia rohani. Saya harus lebih sadar akan hidup rohani saya daripada hidup materi saya. Tetapi ternyata sendirian membuat saya lebih banyak waktu bagi manusia rohani saya. Rasanya lebih jelas dan lebih dekat dengan Tuhan. Di kamar hotel sendirian menjadi ujian dalam hidup saya. Tidak ada yang tahu apa yang akan saya kerjakan. Saya sangat menyadari hal ini. Kadang merasa sendiri dan itu baik buat saya untuk memaksa daging saya untuk mencari Tuhan. Sengaja TV di kamarpun tidak saya nyalakan. Senyap, Sepi. Sepertinya suara anginpun bisa terdengar. Saat seperti itulah saat yang tepat untuk membuka hati. Melihat diri sendiri. Menanti Tuhan bicara.




Tidak selalu Dia bicara. Buat saya yang penting saya mau mencari Tuhan, saya membaca Firman, atau mendengarkan pujian dari Ipad saya. Pokoknya saya mau perjalanan sendiri ini menjadi perjalanan rohani. Sangat baik untuk jiwa saya dan roh saya. Saya tahu saya harus berkala melakukan perjalanan rohani pribadi. Sendirian dengan Tuhan...


Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! [Maz. 84:6] -- (ziarah = perjalanan rohani)



By His Grace,

Ps. Yosea D. Christiono


No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]