Spot Informasi Bisnis dan Lifestyle Anda

Full width home advertisement

SafelinkU | Shorten your link and earn money

Post Page Advertisement [Top]

SafelinkU | Shorten your link and earn money


Seperti Burung Kedasih

Siang hari, ketemu satu teman lama. Dia mendengar peristiwa yang saya alami. Dia terkejut dan prihatin, bagaimana bisa ada seseorang yang ditolong prosesnya menghadapi masa sulit, didukung untuk mendapatkan posisi yang layak, dibantu menata di masa transisi - lalu menyingkirkan orang-orang yang menolongnya. Dia tidak menyangka itu terjadi di dunia pelayanan.


Melihat wajahnya kelihatan prihatin dengan apa yang saya alami, saya jadi tertawa. Saya katakan bahwa saya tidak apa-apa. Saya sudah terbiasa menghadapi orang-orang yang seperti ini. Saya sudah mencoba mengerti. Saya akhirnya tahu sifat asli seseorang itu seperti apa.



Sebelum mengalami kejadian ini, sebenarnya saya sudah mendapatkan peringatan dari 3 orang yang sangat mengenalnya. Bahkan 2 di antaranya adalah orang dekat dalam lingkungan keluarganya. Saya masih ingat mereka bicara hal yang sama tentang orang ini. Waktu itu saya hanya mendengarkan saja peringatannya. Karena saya berprinsip bahwa tidak ada orang yang sempurna. Siapa tahu yang bersangkutan berubah setelah ditolong dan dibantu.



Ternyata orangnya tidak berubah, semua peringatan 3 tahun sebelumnya itu terbukti.



Lalu teman saya ini berkomentar, "... bapak ini mengalami seperti burung kedasih..." Saya ulangi pernyataannya. Burung kedasih? Saya tidak pernah mendengarnya. Nama burung yang asing buat saya. Lalu teman saya ini menerangkannya. Intinya ini burung yang merugikan burung yang lain. Percakapan kami terhenti karena memang hanya ketemu sekilas di jalan. Kamipun berpisah.



Saya penasaran. Saya mencoba cari tahu burung kedasih itu seperti apa. Di Google saya mendapatkan beberapa keterangan. Dan burung mistis yang konon membawa kematian sampai semua keterangan mengenainya. Sebagian keterangannya seperti berikut ini :



Tak seperti burung lainnya yang berkelompok atau berpasangan, burung kedasih cenderung menyendiri. Apabila masa kawin tiba, burung ini akan sering berkicau dengan suara khasnya dan kencang untuk memanggil sekaligus menemukan burung jantan. Setelah kedasih jantan mengawininya, kedasih betina akan mencari sarang burung yang lebih kecil untuk menitipkan telurnya.



Perlu diketahui, burung kedasih tidak membuat sarang dengan pasangannya tapi hanya menitipkan telur kepada sarang burung lain untuk dierami. Tak hanya itu, jika dalam sarang yang ia titipi sudah ada telur sebelumnya, maka burung kedasih tak segan merusaknya dan membiarkan telurnya sendiri tetap utuh. Setelah telurnya dierami oleh burung lain, burung kedasih betina akan mencari pasangan untuk bertelur lagi, dan demikian seterusnya.



Uniknya, setelah telur burung menetas, anak burung kedasih ini konon juga punya perilaku yang buruk. Jika menetas lebih dulu, maka si anak burung kedasih akan mendorong telur lain ke luar sarang, atau mencakar cakarnya sampai mati jika terlanjur menetas. Hal ini dilakukannya supaya mendapatkan kasih sayang dan makanan yang lebih dari "ibu tirinya", alias burung lain yang mengerami telurnya.



Saya percaya TUHAN masih memberi kesempatan untuk berubah. Masih ada TUHAN yang mengasihinya dan bersikap adil kepada semua manusia. Saya juga bukan orang yang sempurna. Bahkan saya juga bisa lakukan yang jahat kepada orang lain kalau tidak ada takut akan TUHAN.



Saya segera menyingkirkan pikiran tentang burung kedasih. Orang bisa menyamakan peristiwa yang saya alami dengan kisah burung itu, tetapi TUHAN saya jauh lebih berkuasa dari sekedar mitos. Mitos biar berlaku kepada orang yang mempercayainya.



Saya mau lebih percaya kepada kehendak TUHAN, Firman TUHAN dari Otoritas Mutlak-Nya atas anak-anakNya. Selama saya berserah dan berharap kepadaNya, selama saya terus bergantung dan memintaNya untuk menuntun hidup saya, maka saya ada dalam Jaminan kasih SetiaNya.



Nyanyian ziarah.


Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN,

yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
Isterimu akan menjadi pohon anggur yang subur di dalam rumahmu;
anak-anakmu serperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN,
kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan
Yerusalem seumur hidupmu,
dan melihat anak-anak dari anak-anakmu!
Damai sejahtera atas Israel [Maz 128]




Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,

dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
[Ams.3:5-8]

By His Grace,
Ps. Yosea D. Christiono

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]