BERSYUKUR DENGAN PENOLAKAN
Ada dua penolakan yang saya alami, yang ternyata saling berhubungan satu dengan yang lain. Di awalnya saya merasa ditolak, ditekan, disisihkan – tetapi kemudian saya bersyukur kedua penolakan itu terjadi. Saya belajar bahwa tidak semua penolakan itu menghancurkan hidup, ada penolakan yang ‘mengarahkan’ ke jalan kehidupan yang lebih baik.
Penolakan pertama adalah soal pembelian rumah yang dibatalkan tiba – tiba. Pada saat itu kami sedang mencari rumah untuk sekretariat gereja satelit.
Hari Selasa malam ketika tim doa berkumpul di sekretariat untuk doa rutin, saya bawa rencana pembelian rumah yang besok hari Jumatnya akan transaksi di depan notaris. Saya minta campur tangan TUHAN atas rencana pembelian rumah itu. Kalau memang dari TUHAN saya minta dilancarkan semua urusannya, tetapi kalau bukan dari TUHAN (artinya rumah itu bukan jatah kami) saya minta TUHAN dibatalkan. Doa yang singkat dan tepat. Dan ternyata benar – benar TUHAN campur tangan.
Hari Rabu malam saya dapatkan kabar kericuhan keluarga pemilik rumah, lalu hari Kamis malam ketika saya datangi pemilik rumah, maka si Bapak membatalkan rencana penjualan rumahnya. Hati saya tenang mendengarnya karena sudah berdoa minta campur tangan TUHAN. Kalau TUHAN batalkan pasti TUHAN memiliki rencana lain yang lebih bagus.
Alasannya terkesan dibuat – buat. Tetapi pembatalan pembelian rumah ini saya respon dengan tenang dan damai. Walaupun prosesnya mendadak dan akhirnya tidak jadi beli rumah, tetapi di kemudian hari melegakan.
Penolakan yang kedua lebih heboh dan sedikit menyakitkan.
Menyakitkannya sedikit saja jangan banyak – banyak. Itu berhubungan dengan rencana pendirian sekolah TK di sekretariat gereja. Secara fisik persiapan dilakukan dengan cepat. Pengecatan dinding, penambahan beberapa ruangan yang dibutuhkan, perekrutan calon guru, pendaftaran calon murid baru. Semua dilakukan dengan semangat dan optimis.
Tetapi ternyata akhirnya berbeda dengan harapannya. Warga sekitar sekretariat tidak setuju dengan pendirian sekolah TK. Alasan mereka sangat masuk akal. Sudah ada 2 TK di sekitar kami sehingga tidak boleh ada sekolah TK lagi. Nanti kasihan TK yang sudah ada akan berkurang muridnya.
Yang sedikit menjengkelkan adalah kemudian diketahui ada satu dua oknum yang tidak setuju, yang kemudian mempengaruhi warga lainnya. Bahkan sudah digalang penandatanganan ke semua warga, mana yang setuju mana yang tidak setuju. Mereka belum mendengarkan paparan dari kami selaku pihak sekolah tetapi sudah ada penolakan yang terorganisir.
Apalagi waktu kami mengundang warga ke sekretariat untuk pertemuan arisan sekalian paparan rencana sekolah TK, satu dua mereka bersandiwara menanyakan rencana pendirian sekolah TK kami. Saya jawab dengan tulus dan semangat. Tetapi kemudian mereka sodorkan tanda tangan warga yang setuju dan menolak. Banyak yang menolak karena memang dipengaruhi oknum tertentu.
Saya menanggapinya dengan tertawa saja. Saya katakan lebih baik bapak – bapak langsung saja tunjukkan surat penolakannya daripada kelihatan tidak tahu dan bertanya – tanya.
Sedikit menyakitkannya hanya karena diakali oleh oknum saja, selebihnya adalah ha...ha...ha...ha...
Saya tertawa saja. Dalam hati saya, saya tahu ada TANGAN TUHAN yang menggiring hati saya untuk ke arah yang lain.
Sekian waktu kemudian ketika saya merenungkan dua kejadian itu, pembatalan pembelian rumah dan penolakan pendirian sekolah – dalam hati saya semakin mantap untuk pindah. Saya putuskan mencari rumah lain lebih serius dan harus dapat.
Kami berdoa lagi minta campur tangan TUHAN, ke mana kira – kira rumah yang TUHAN sediakan itu berada. Dari pilihan beberapa rumah yang dilihat, ada satu rumah yang masih alot dengan perundingan soal harga. Secara lokasi sudah OK tinggal harganya saja.
Dan benar – benar TUHAN campur tangan. Sabtu siang itu saya ingin datangi pemilik rumah dan tawarkan angka tertentu. Singkat pertemuannya dan sepakat harganya. Saya usulkan untuk pembayaran 3 kali merekapun setuju saja. Puji Tuhan...
Saya bersyukur mengalami penolakan. Penolakan membuat saya bergeser ke arah yang lain. Penolakan membuat hati saya bulat untuk pindah. Penolakan membuat saya mencari Kehendak TUHAN.
Saya bayangkan kalau saya merespon salah kedua penolakan itu, saya bisa tersesat dan salah keputusan. Saya diajar TUHAN untuk sabar menghadapi penolakan manusia.
Saat itu terjadi biasanya tidak menyenangkan, saya harus diam dan percaya kepada TUHAN.
Saya bersyukur mengalami penolakan ini. Saya tahu TUHAN jauh lebih baik dan lebih hebat rencanaNYA dalam hidup kami dan masa depan gereja kami.
Saya jadi ingat pernah mengalami penolakan yang mirip sama.
Saya ingat waktu lulus SMA dan ingin kerja, karena tes penerimaan mahasiswa baru universitas negeri saya tidak diterima. Saya ingin kerja. Pokoknya kerja apa saja untuk menyambung hidup.
Saya pernah melamar menjadi satpam satu perusahaan besar. Bersyukur tidak jadi karena alasan umur. Saya juga pernah melamar menjadi agen asuransi. Pada waktu membawa lamaran dan mau wawancara, ada komentar petugas penerima lamaran yang membuat saya tersinggung.
Saya langsung batalkan dan pulang. Maklum masih muda, masih umur 18 tahun. Masih emosional dan sumbu pendek.
Tetapi saya jadi bersyukur ditolak. Itu membuat saya sadar siapa diri saya dan berpaling kepada TUHAN BAPA yang baik. Dalam sakit hati karena ditolak saya minta pertolongan TUHAN untuk masa depan saya. Sekian bulan kemudian ada akademi tekhnik komputer yang baru buka pendaftaran mahasiswa baru. Saya segera mendaftar dan sekian waktu kemudian masuk kuliah. Saya bersyukur ternyata inilah jalan hidup dari TUHAN untuk saya.
Saya bersyukur penolakan manusia mengarahkan saya kepada rencana TUHAN yang jauh lebih baik...
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?Memang kamu telah mereka – rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka – rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:19-20)
No comments:
Post a Comment